Senin, 01 April 2019

PROPOSAL PAMERAN SENI RUPA 
SMA NEGERI 1 CLURING
Jl. H. Huzaini Benculuk Cluring Telp. (0333) 397306
Website : www.sman1cluring.sch.id
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Dalam rangka meningkatkan kemampuan siswa-siswi di bidang seni, khususnya Seni
Rupa untuk memenuhi tugas dalam pelajaran Seni Budaya ini. Potensi siswa dalam berkarya
perlu untuk di gali dan di pamerkan kreatifitas , kemampuan, dan bakat siswa di bidang Seni
juga perlu terus di asah, di tingkatkan,dan di salurkan dalam bentuk pameran.
Berkaitan dengan hal tersebut, maka kami siswa kelas X MIPA 1 SMA NEGERI 1
CLURING ingin mengadakan kegiatan Pameran Seni Rupa. Oleh karena itu, kami berharap
Bapak/Ibu guru dapat memberikan dukungan terhadap acara yang di selenggarakan oleh
kami.
DASAR PEMIKIRAN
Hal Yang Mendasari
Dalam pelaksanaan kegiatan Pameran Seni Rupa yang di ikuti oleh seluruh siswa￾siswi kelas X.1 guna menunjukan kreatifitas para siswa dan untuk memenuhi tugas pelajaran
Seni Budaya.
TUJUAN PELAKSANAAN
Kegiatan pameran yang kami laksanakan bertujuan sebagai berikut ;
1. Ajang prestasi siswa di bidang seni, khususnya seni rupa.
2. Menanamkan kecintaan di bidang Seni dan Budaya.
3. Meningkatkan pengetahuan dan wawasan di bidang Seni Rupa.
4. Meningkatkan kemampuan untuk mengapresiasi sebuah karya.
5. Belajar berorganisasi dan melatih rasa tanggung jawab.
6. Memenuhi tugas Seni Budaya
JENIS KARYA
Jenis karya yang akan di tampilkan dalam Pameran Karya Seni Rupa ini adalah Karya Seni
Rupa Murni (fine art) dan Seni Rupa Terapan (apllied art). Tetapi kami juga ingin
menunjukan karya seni siswa dalam berkarya yang nantinya akan berguna sebagai hiasan.
Seni Rupa yang akan di pamerkan nantinya meliputi ; gantungan kunci, tempat pensil, dll.
Sedangkan Seni Rupa Murninya meliputi ; lukisan, batik, dan fotografi.
SASARAN KEGIATAN
Sasaran pada kegiatan pameran seni rupa adalah
· Siswa-siswi kelas X MIPA 1
WAKTU DAN TEMPAT PELAKSANAAN
Hari/Tanggal : Kamis, 14 Februari 2016
Waktu : 07.00-11.30 WIB
Tempat : Aula SMA Negeri 1 Cluring
SUMBER DANA dan PENGGUNAANNYA
1. Penggunaan Dana
Keperluan Pengeluaran:
1. Dekorasi Rp 135.000
2. Publikasi Rp 50.000
3. Terima Tamu Rp 50.000
4. Dokumentasi Rp 55.000
5. Pengumpulan Karya Rp 45.000
6. Konsumsi Rp 100.000
7. Lain-lain Rp 35.000
8. Total Rp 435.000
2. Sumber Dana
Iuran Siswa : Rp 12.500/anak
Jumlah Siswa : 35
Total : Rp 437.500
SUSUNAN PANITIA
Penanggung jawab : Mirza Prastyo S.Pd
Ketua : Muhammad Farel Yuwono
Wakil : Aiden Gumilang Antariksa
Sekertaris : Alfina Damayanti
Bendahara : Angelica Sekare V.
Seksi Acara : Egi Firlana
Marcel Oktario Wahyudi
Amala Putri Irawan Desi Erlita Fitriyani
Seksi Humas : Mahani Faiza Auliya
Raka Putra Daniswara
Laili Musyfiatu Ramadhan
Fabelia Naffa Arsyda
Seksi Perlengkapan : Dea Kurniasari
Anggi Eka Sukmawati
David Wahyu Kurniawan
Amalya Putri Kusuma Vega
Seksi Dokumentasi : Zedan Gymnastiar
Andhini Dwi Putri
Selny Amalia Utomo
Sabila Rizky
Seksi Tempat : Septy Kumalasari
M. Yudha Risma
Putri Ulaun Novia
Nabila Mary
Seksi konsumsi : Vino Kurniawan
Alyn Nura
Beta Aprilia
Patra Zahra Zelika
Deajeng Dwi Wulandari
Seksi Publikasi : Ike Permatasari
Vira Cintya Ramadhani Hayfa Preira Jecinda
Fitri Andriyani
Candra Oktobriyantika
PENUTUP
Demikian uraian proposal ini di susun dengan harapan dapat menjadi acuan dalam
pelaksanaan kegiatan Pameran Seni Rupa di SMA NEGERI 1 CLURING.
Banyuwangi, 20 maret 2019
Menyetujui, Ketua Panitia
Muhammad Farel Yuwono
Guru Seni Budaya,
Mirza Prasetyo S.Pd
Kepala Sekolah SMA NEGERI 1,
Drs. Dwianto Budhiyono M.Pd

Rabu, 13 Februari 2019

ALIRAN DALAM SENI RUPA

Ternyata, seni rupa telah berkembang sejak lama dan telah melahirkan beragam aliran yang semuanya memiliki kekhasannya masing-masing.  Ada aliran naturalisme, realisme, romantisme, impresionisme, dan lain sebagainya.

1. Aliran Naturalisme
Naturalisme adalah aliran seni rupa yang berusaha melukiskan sebuah objek yang sama persis dengan keadaan alam. Ciri aliran seni yang satu ini adalah wujudnya yang sama persis dengan sesuatu yang dilihat oleh mata kita. Proporsi, perspektif, keseimbangan, pewarnaan, dan prinsip-prinsip seni rupa lainnya tergambar dengan tepat sesuai pemandangan sebenarnya. Beberapa tokoh seni rupa yang mengikuti aliran ini antara lain Basuki Abdullah, Gambir Anom, Raden Saleh, Abdullah Sudrio Subroto, William Hogart, dan Frans Hall.

2. Aliran Realisme
Realisme adalah aliran seni rupa yang menggambarkan keadaan nyata yang benar-benar ada. Ciri aliran seni yang satu ini adalah lebih ditekankannya suasana dibanding objek dari kenyataan tersebut. Beberapa seniman atau tokoh yang memilih aliran seni ini antara lain Fransisco de Goya, Gustove Corbert, dan Honore Daumier.

3. Romantisme
Romantisme adalah aliran seni rupa yang lebih menampilkan nilai-nilai fantastis, indah, irasional, dan absurd. Umumnya menceritakan kisah-kisah romantis atau dramatis. Beberapa ciri karya seni yang menganut aliran romantisme antara lain permainan warna yang lebih meriah, objek lebih sedikit, adanya objek pria gagah atau wanita yang lembut. Tokoh atau seniman yang menganut aliran ini antara lain Raden Saleh, Theobore, dan Gerriwult.

4. Ekspresionisme
Ekspresionisme adalah aliran seni rupa yang lebih mengutamakan curahan batin pembuatnya secara bebas, baik dari dalam batin, imajinasi maupun perasaannya. Objek-objek yang dilukiskan dalam aliran ini biasanya memiliki nuansa kekerasan, kengerian, kemiskinan, kesedihan, dan tingkah manusia. Adapun beberapa tokoh yang menganut aliran ini antara lain Popo Iskandar, Paul Gaugiuin, Vincent Van Gogh, Ernast Ludwig, Emile Nolde, Karl Schmidt, JJ. Kandinsky, Affandi, Zaini dan Paul Klee.

5. Impresionisme
Impresionisme adalah aliran seni rupa yang lebih mengutamakan kesan selintas pada suatu obyek yang ditunjukan atau dilukiskan. Ciri aliran seni rupa ini yang paling menonjol adalah objek yang digambarkan tidak mendetik atau agak kabur. Beberapa seniman yang menganut aliran impreionisme antara lain Casmile Pissaro, Claude Monet, Aguste Renoir, SIsley, Kusnadi, Solichin, Edward Degas, Mary Cassat, dan Afandi.

6. Kubisme
Kubisme adalah aliran seni rupa yang cenderung menunjukan usaha abstraksi objek ke dalam bentuk geometri tertentu untuk mendapatkan sensasi dan nilai seni. Corak yang menjadi ciri utama aliran ini adalah adanya gambaran yang bentuknya menyerupai bidang-bidang seperti segiempat, segitiga, silinder, lingkaran, bola, kubus, kerucut, dan kotak-kotak. Tokoh-tokoh yang memilih aliran musik ini misalnya Pablo Picasso, Gezanne, Metzinger, Albert Glazes, Braque, Fernand Leger, Francis Picabia, Robert Delaunay, dan Juan Gris.

7. Fauvisme
Fauvisme adalah sebuah aliran seni rupa yang muncul sekitar abad XX Masehi. Pelukis-pelukis muda yang lahir di masa itu menghasilkan karya dengan ciri warna yang liar, beberapa tokoh dalam aliran ini antara lain Andre Dirrain, Henry Matisse, Rauol Dufi, Maurice de Vlamink, dan Kess Van Dongen.

8. Dadaisme
Dadaisme adalah aliran seni rupa yang justru dianggap antiseni dan antiperasaan karena lebih merefleksi kekerasan dan kekasaran. Prinsip seni rupa dan ciri-ciri karya yang menggunakan aliran ini antara lain tergambarnya sifat dan karakter aneh dari suatu objek misalnya lukisan Ratu Monalisa yang diberi kumis, WC aneh diberi judul dan dipamerkan. Adapun beberapa tokoh yang menggunakan aliran seni rupa satu ini diantaranya Max Ernst, Juan Gross, Marcel Duchamp, Hans Arp, dan Picabia.

9. Futurisme
Futurisme adalah aliran seni rupa yang menggambarkan keindahan dan menjadi aliran pendobrak Kubisme yang dibilang statis. Objek dalam aliran ini memiliki ciri yang cenderung lebih mengabadikan gerak, misalnya lukisan kucing yang berkaki > 4. Adapun beberapa tokoh seni dunia yang menggunakan aliran ini misalnya Severini, Boccioni, Umberto, Carlo Cara, Gioccomo Ballad, dan Ruigi Russalo.

10. Surealisme
Surealisme adalah aliran seni rupa yang ditujukan untuk menggambarkan objek yang sering dijumpai dalam mimpi. Ciri objek dalam aliran ini adalah keanehan dan kontrol di bawah sadar dari bentuk objek tersebut. Beberapa tokoh dalam aliran ini antara lain Salvador Dali darl Andre Masson. Joan Miro, Sudiardjo, dan Amang Rahman.

11. Konstruktivisme
Aliran konstruktivisme lahir pertama kali di Rusia tahun 1915. Beberapa tokoh yang berperan dalam aliran seni rupa satu ini adalah Laszlo Moholy-nagy, Victor Pasmore, Liubov Popova, Oskar Schlemmer, dan Naum Gabo.

12. Post Modern atau Kontemporer
Post modern adalah aliran seni rupa yang tidak terikat oleh pakem dan berkembang sesuai zaman. Aliran ini merefleksikan situasi dan waktu secara tematik. Adapun beberapa ciri objek yang ditunjukan dalam aliran ini antara lain dinamis, mengutamakan kebebasan ekspresi, dan mencolok. Beberapa tokoh seni rupa Indonesia yang menggunakan aliran ini antara lain Sprinka, Jim Nyoman Nuarta, Supankat, dan Angelina P.

13. Popular Art atau Pop Art
Popular art adalah aliran seni yang muncul akibat kejenuhan pada seni tanpa objek. Aliran ini mengingatkan kita pada keadaan lingkungan sekitar yang telah lama dilupakan. Objek dalam lukisan yang menampilkan aliran ini umumnya menampilkan sindiran, karikatur, atau humor. Beberapa tokoh yang dalam aliran pop art antara lain George Segal, Tom Wasselman, Claes Oldenburg, Yoseph Benys, dan Cristo.

14. Abstraksionisme
Abstraksionime adalah aliran seni rupa yang berkembang untuk melepaskan diri dari asosiasis atau sensasi-sensasi figuratif suatu obyek. Ada 2 jenis aliran abstaksionisme, yaitu aliran abstrak kubistis yang mengungkapkan bentuk geometri murni, dan aliran abstrak nonfiguratif yang mengungkapkan perasaan melalui garis dan warna. Tokoh aliran ini antara lain Wassily kadinsky dan Naum Goba.

15. Neo klasik
Neo klasik adalah aliran seni rupa yang muncul setelah pecahnya revolusi Perancis. Objek dalam aliran ini bersifat rasional, obyektif, dan klasik. Adapun beberapa ciri-ciri lainnya antara lain objek lukisan terikat pada norma intelektual akademis, bentuknya selalu seimbang, Batasan-batasan warna bersih dan statis, hiperbolis, raut wajah tenang dan terkesan agung, serta mengandung cerita lingkungan istana. Adapun tokoh dalam aliran Neo-Klasik ini adalah Jean August Dominique Ingres.

sumber : ( https://googleweblight.com/i?u=https://kisahasalusul.blogspot.com/2016/01/15-aliran-seni-rupa-ciri-contoh-gambar.html?m%3D1&hl=en-ID)

Selasa, 12 Februari 2019

KRITIK SENI RUPA

A. Pengertian kritik seni rupa

        Kritik seni merupakan kegiatan menanggapi karya seni untuk menunjukkan kelebihan dan kekurangan suatu karya seni. Keterangan mengenai kelebihan dan kekurangan ini dipergunakan dalam berbagai aspek, terutama untuk menunjukkan kualitas dari sebuah karya. Kritik karya seni tidak hanya meningkatkan kualitas pemahaman dan apresiasi terhadap sebuah karya seni, tetapi juga dipergunakan sebagai standar untuk meningkatkan kualitas proses dan hasil berkarya seni.
         Kritik seni ditunjukkan untuk mendeskripsikan,menganalisis,mengintrepretasi,dan menilai karya seni. Tujuan dari kritik adalah untuk memahami karya seni, dan ingin menemukan suatu cara untuk mengetahui apa yang melatarbelakangi suatu karya seni dihasilkan, serta memahami apa yang ingin disampaikan oleh pembuatnya, sehingga hasil kritik seni benar-benar maksimal, dan secara nyata dapat menyatakan baik dan buruknya sebuah karya.

B. Fungsi kritik seni rupa

         Kritik seni rupa berfungsi sebagai jembatan persepsi dan apersepsi dan estetik karya seni rupa, antara pencipta, karya, dan penikmat seni. Kritik seni rupa juga berfungsi sebagai dua mata panah yang saling dibutuhkan,baik oleh seniman maupun penikmat.

C. Jenis Kritik Seni Rupa

1. Jenis kritik seni rupa berdasarkan perbedaan tujuan dan kualitas
         Menurut Feldman, jenis kritik berdasarkan perbedaan tujuan dan kualitas dibedakan menjadi empat, yaitu kritik jurnalis (journalistic criticism), kritik populer (popular criticism), kritik kependidikan (pedagogical criticism), dan kritik keilmuwan (scholarly criticsm).

a. Kritik jurnalis (journalistic critism)
Kritik jurnalis adalah jenis kritik seni yang hasil tanggapan atau penilaiannya disampaikan secara terbuka kepada publik melalui media massa khususnya surat kabar. Kritik ini hampir sama dengan kritik populer, tetapi ulasannya lebih dalam dan tajam.

b. Kritik populer (populer critism)
        Kritik populer adalah jenis kritik seni yang ditujukan untuk konsumsi umum. Tanggapan yang disampaikan melalui kritik jenis ini biasanya bersifat umum saja, lebih kepada pengenalan atau publikasi sebuah karya.

c. Kritik kependidikan (pedagogical critism)
        Kritik kependidikan adalah kritik yang bertujuan mengangkat atau meningkatkan kepekaan artistik serta estetika subjek belajar seni. Jenis kritik ini umumnya digunakan di lembaga- lembaga pendidikan seni terutama untuk meningkatkan kualitas karya seni yang dihasilkan peserta didiknya.

d. Kritik keilmuan (scholarly critism)
        Kritik keilmuan merupakan jenis kritik yang bersifat akademis dengan wawasan pengetahuan, kemampuan, dan kepekaan yang tinggi untuk menilai/menanggapi sebuah karya. Kritik jenis ini umumnya disampaikan oleh seorang kritikus yang sudah teruji kepakarannya dalam bidang seni, atau kegiatan kritik yang disampaikan mengikuti kaidah-kaidah atau metodologi kritik secara akademis.

2. Jenis kritik seni rupa berdasarkan titik tolak kependidikan
         Berdasarkan titik tolak kependidikan dikenal, jenis kritik seni rupa dibedakan menjadi kritik ekspresivitik, kritik instrumentalitik, dan kritik formalistik.

a.  Kritik ekspresivitik
         Melalui pendekatan ekspresivitik dalam kritik seni, kritikus cenderung menilai dan
dikomunikasi oleh seniman melalui sebuah karya seni. Kegiatan kritik ini umumnya menanggapi kesesuaian atau keterkaitan antara judul, tema, isi, dan visualisasi objek-objek yang ditampilkan dalam sebuah karya.

b.  Kritik instrumentalistik
         Melalui pendekatan instrumentalistik sebuah karya seni cenderung dikritisi berdasarkan kemampuannya dalam upaya mencapai tujuan, moral, religius, politik, atau psikologi.

c.  Kritik formalistik
         Melalui pendekatan formalistik, kajian kritik terutama ditujukan terhadap karya seni sebagai konfigurasi aspek-aspek formalnya atau berkaitan dengan unsur-unsur pembentukannya.

D. Menulis Kritik Seni Rupa

       Beberapa paparan kritik seni rupa, umumnya mengetengahkan cara kritikus untuk menyodorkan kritik secara deskriptif, analisa formal, interpretatif (penafsiran), dan evaluasi (penilaian).

1.  Deskripsi
       Deskripsi merupakan tahapan dalam kritik untuk menemukan, mencatat, dan mendeskripsikan segala sesuatu yang dilihat apa adanya dan tidak berusaha melakukan analisis atau mengambil kesimpulan. Deskripsi berisi nama seniman, judul, tahun, media, ukuran, teknik, dan bahan , alat.

2. Analisis formal
       Analisis formal merupakan tahapan dalam kritik karya seni untuk menelusuri sebuah karya seni berdasarkan struktur formal atau unsur unsur pembentuknya. Analisis formal dimulai dari wujud nyata dalam karya, akan tetapi terdapat langkah kajian yang lebih bersifat sebab-akibat. Analisis formal menjelaskan karya srcara objektif dan hubungannya dengan tafsiran dalam penelaahan.

3. Interpretasi atau penafsiran
        Penafsiran merupakan upaya untuk menjernihkan persoalan di dalam proses mengerti suatu karya, dengan cara mengungkapkan setiap detail proses interpretasi dengan bahasa yang tepat. Cara kerja seniman dan proses pengubahannya diuraikan sebagai tafsiran.

4. Evaluasi atau penilaian
        Evaluasi adalah tahapan untuk menentukan kualitas suatu karya seni bila dibandingkan denhan karya lain sejenis. Evaluasi dapat dilakukan dengan langkah-langkah berikut.
a. Mengaitkan karya yang dinilai dengan karya lain sejenis.
b. Menetapkan tujuan atau fungsi karya yang ditelaah.
c. Menetapkan sejauh mana karya tersebut menyimpang dari yang telah ada sebelumnya.
d. Menelaah karya dari segi kebutuhan khusus dan segi pandang tertentu yang melatarbelakanginya.

Rabu, 30 Januari 2019

CARA PEMBUATAN GANTUNGAN KUNCI FIBERGLASS

BAHAN - BAHAN :
1. Resin bening
2. Resin warna ( sesuai selera )
3. Catalis

ALAT :
1. Cetakan ( plastik mika tebal )
2. Gunting
3. Tempat adukan ( wadah jelly ukuran kecil )
4. Cotton bud
5. Hiasan glitter
6. Gantungan

CARA PEMBUATAN :
1. Siapkan semua bahan terlebih dahulu.
2. Siapkan cetakan yang akan digunakan.
3. Campurkan resin bening hingga setengah wadah aduk lalu tambahkan catalis sebanyak 3 tetes, aduk hingga rata.
4. Tuangkan adonan kedalam cetakan.
5. Tambahkan hiasan diatasnya, tunggu hingga setengah kering.
6. Letakkan cotton bud di bagian atas sebagai lubang masuk gantungan.
7. Kemudian, campurkan resin warna dengan resin sebanyak 3 tetes, aduk hingga rata.
8. Tuangkan ke atas resin bening, tunggu hingga mengering.
9. Setelah kering cabut cotton but dari cetakan.
10. Terakhir, pasang gantungan, dan gantungan kunci pun siap digunakan.

Sabtu, 26 Januari 2019

PAMERAN SENI RUPA


A. PENDAHULUAN

Pameran adalah kegiatan yang dilakukan untuk menyampaikan ide atau gagasan melalui karya seni rupa sehingga dapat diapresiasi oleh banyak orang. Penyelengaraan pameran tidak hanya dapat dilakukan oleh para seniman besar namun penyelenggaan pameran dalam konteks pembelajaran dapat dilakukan di sekolah ataupun luar sekolah.Kalian pasti pernah mendengar pameran karya seni rupa, namun kalian tidak tahu secara lengkap mengenai pengertian pameran karya seni rupa tersebut, fungsi dan tujuan pameran tersebut, jenis-jenis pameran, unsur-unsur pameran serta manfaat pameran. Nah kali ini kita akan membahas tentang Pemeran Seni Rupa, berikut adalah penjelasan selengkapnya:

B. PENGERTIAN PAMERAN SENI RUPA

pameran adalah suatu kegiatan yang menyajikan karya seni rupa yang dikomunikasikan sehingga dapat diapresiasi oleh masyarakat. Pameran juga merupakan kegiatan yang dilakukan guna menyampaikan sebuah ide atau gagasan kepada masyarakat luas melalui sebuah media berupa karya seni. Dalam kegiatan pameran, diharapkan dapat terjalin komunikasi antara perupa yang diwakili oleh masing-masing karya seninya dengan apresiasi.

C. TUJUAN PAMERAN SENI RUPA

Melalui pameran seseorang dapat memperkenalkan karyanya kepada masyarakat umum untuk dilihat, dinilai, dikagumi, atau dikritik. Tujuan dari sebuah pelaksanaan pameran secara spesifik (khusus) adalah sebagai berikut.

1. Apresiasi
Adanya suatu kesadaran diri terhadap nilai-nilai karya seni.

2. Komunikasi
Yaitu adanya pengiriman atau penerimaan pesan antara dua orang atau lebih sehingga pesan yang dimaksud sampai kepada orang lain (seniman melalui karyanya).

3. Rekreasi
Yaitu upaya membantu mengadakan dan menyelenggarakan sarana hiburan bagi masyarakat melalui karya seni.

4. Pendidikan
Kegiatan pameran dapat memandu dalam menumbuhkan kesadaran akan nilai-nilai keindahan dan kesadaran akan kemampuan kreatifnya sehingga orang lain terpacu untuk berbuat.

5. Prestasi
Suatu hasil yang dicapai setelah mengerjakan suatu pekerjaan.

6. Tujuan Sosial
Mempunyai arti bahwa kegiatan pameran seni rupa baik itu skala besar maupun skala kecil dapat digunakan untuk kepentingan sosial atau charity. Kepentingan sosial tersebut dapat diwujudkan dari penggunaan tiket masuk atau hasil penjualan karya seni yang disumbangkan atau disalurkan untuk kaum-kaum yang membutuhkan bantuan.

7. Tujuan Komersial
Berkaitan dengan adanya kegiatan yang mengejar keuntungan atau profit, utamanya bagi seniman dan penyelenggara pameran. Sebuah kegiatan pameran akan diselenggarakan dengan tujuan agar karya yang dipamerkan laku terjual dan memberikan keuntungan bagi pemilik karya maupun penyelenggara pameran.

8. Tujuan Kemanusiaan
Kegiatan ini bertujuan untuk kepentingan pembinaan nilai-nilai, pelestarian, dan juga pengembangan hasil dari karya seni yang ada di masyarakat. Apabila pameran bertujuan untuk sosial kemanusiaan, maka dana dari hasil penjualan karya seni akan digunakan untuk kegiatan sosial kemanusiaan seperti disumbangkan ke panti asuhan maupun korban bencana alam.

D. MANFAAT PAMERAN SENI RUPA

Pameran mempunyai beberapa manfaat, diantaranya adalah :
Menumbuhkan, menambah, dan meningkatkan kemampuan masyarakat dalam memberikan apresiasi terhadap karya orang lain.
Menumbuhkan kemampuan masyarakat dalam memberikan evaluasi terhadap karya seni secara objektif.
Melatih kekompakan selaku penyelenggara kegiatan.
Memperbanyak pengalaman bagi perupa.
Melatih masyarakat khususnya panitia untuk membuat suatu perencanaan kerja dan melaksanakan apa yang telah direncanakan dengan baik.
Sebagai sarana refreshing.

E. FUNGSI PAMERAN SENI RUPA

Pameran karya seni rupa memiliki berbagai fungsi, diantaranya:
a. Media komunikasi antara pembuat seni dengan apresiator.
b. Meningkatkan apresiasi seni.
c. Membangkitkan motivasi berkarya seni.
d. Berkarya visual lewat karya seni.
e. Melatih kemampuan berorganisasi.

F. JENIS-JENIS PAMERAN SENI RUPA

Pameran terdiri dari beberapa jenis, diantaranya adalah :

> berdasarkan waktu penyelenggaraan :

1. Pameran tetap (permanent exhibition)

Pameran ini biasanya dilakukan oleh lembaga profesional atau pemerintah seperti penyajian karya-karya koleksi oleh galeri, museum, dan sebagainya. Waktu dilaksanakan secara peridik, misalnya satu tahun sekali.

2. Pameran temporer (temporary exhibition)

Penyelenggaraan kegiatan pameran ini dirancang menurut kebutuhan penyelenggara dan pihak-pihak terkait lainnya. Pola pameran temporer, yaitu sebagai berikut.

a. Pameran tunggal/pameran bersama
Materi yang dipamerkan pada pameran bersama merupakan karya-karya lebih dari satu seniman. Biaya pameran ditanggung oleh seniman yang bersangkutan.Peminjaman gedung dilakukan dengan cara mengajukan permohonan disertai porposal kepada Galeri Nasional Indonesia, selanjutnya permohonan tersebut akan dipertimbangkan oleh Tim Kurator. Fasilitas pokok yang disediakan gedung pameran berupa panel, lampu, bantuan teknis tata pameran dan fasilitas keamanan.
Penyelenggaraan pameran dapat dilangsungkan antara 1 minggu sampai 3 minggu. Selama satu tahun pameran yang diselenggarakan di gedung ini dapat mencapai 15 pameran.

b. Pameran kerja sama
Pola pameran ini dilaksanakan berdasarkan kerjasama antara Galeri Nasional Indonesia, dengan pihak lain. Pihak lain tersebut dapat merupakan lembaga/organisasi kebudayaan/kesenian, museum, galeri, dan Pusat-Pusat Kebudayaan negara sahabat.Biaya penyelenggaraan ditanggung bersama. Pameran Kerja sama ini dapat dilaksanakan selama 10 kali dalam 1 tahun, tiap-tiap pameran dapat dilaksanakan antara 2 minggu sampai 1 bulan.

c. Pameran khusus
Pameran khusus adalah pameran yang biaya penyelenggaraannya sepenuhnya ditanggung oleh Galeri Nasional Indonesia. Materi yang dipamerkan dapat merupakan koleksi Galeri Nasional Indonesia atau milik seniman atau kolektor lainnya. Penyelenggaraan pameran khusus mencapai 2 atau 3 kali dalam setahun.

3. Pameran keliling (traveling exhibition)

Kegiatan pameran ini dilakukan dengan cara menyajikan karya-karya seniman ke berbagai daerah di Indonesia atau di luar negeri. Kegiatan ini meripakan kerja sama antar berbagai pihak. Waktu penyelenggaraan ini berlangsung minimal 10 hari.

> berdasarkan jenis karya seni :

1. Heterogen
dimana karya seni yang ditunjukkan beragam jenis.

2. Homogen
pameran yan dimaksud hanya menunjukkan atau menampilkan satu jenis karya seni.

Sedangkan jenis pameran lainnya adalah :

1. Pameran restospeksi
merupakan salah satu sub-jenis dari pameran perorangan. Karena pameran restospeksi ini merupakan pameran yang diadakan oleh perorangan, namun berisi mengenai perjalanan karir atau hidup dari seniman yang bersangkutan.

2. Pameran Desain
merupakan pameran khusus untuk prosuk kerajinan tangan, kriya, furnitur, produk elektronik, otomotif dan masih banyak lagi.

G. PERENCANAAN PAMERAN SENI RUPA

Tahap awal dari penyelenggaraan suatu pameran seni rupa adalah tahap perencanaan. Pada tahap ini disusun suatu rencana kegiatan pameran secara sistematis dan logis. Rencana kegiatan pameran meliputi berbagai aspek yang perlu diperhatikan seperti tujuan, tema, materi, kepanitiaan, tempat, waktu, dan agenda kegiatan pameran.

1). Menentukan Tujuan Pameran

Meski dilakukan dalam skala sekolah yang lebih fokus pada kegiatan edukatif, tujuan penyelenggaraan pameran seni rupa juga perlu difikirkan secara matang.
Ini perlu dilakukan sebab tujuan akan mempengaruhi keseluruhan konsep atau agenda kegiatan yang akan diselenggarakan.
Pameran seni rupa bisa saja dilakukan dengan tujuan edukasi, sosial, kemanusiaan, kebudayaan, atau tujuan komersil dalam bentuk penggalangan dana.

2). Menentukan Tema Pameran

Setelah tujuan penyelenggaraan pameran disepakati, maka selanjutnya adalah tahap penentuan tema pameran.
Tema pameran dapat disesuaikan dengan isu-isu kebudayaan atau isu pendidikan yang sedang hangat diperbincangkan namun yang jelas tema harus memperjelas tujuan yang sudah disepakati.

3). Menentukan Materi Pameran

Materi pameran adalah materi atau isi yang akan diusung dalam pameran seni rupa. Materi pameran seni rupa tentu dalam bentuk karya-karya seni rupa.
Beberapa karya seni rupa yang dapat dijadikan matri pameran antaralain lukisan, patung, kerajinan tangan, dan sebagainya.
Informasi penunjang terkait karya yang akan dipamerkan juga menjadi materi pameran yang harus direncanakan. Materi pameran disusun dan dikembangkan berdasarkan tema.

4). Menyusun Kepanitiaan Pengertian

Setelah tema dan materi pameran ditetapkan, maka selanjutnya disusun kepanitiaan. Kepanitiaan pameran umumnya terdiri dari panitia inti dan seksi pendukung.
Masing-masing seksi dipimpin oleh ketua seksi dan ketua seksi bertanggung jawab kepada ketua panitia sebagai pimpinan.
Secara garis besar, kepanitiaan dibagi menjadi beberapa bagian berdsarkan tugas-tugasnya. Berikut pembagian tugas kepanitiaan dalam suatu pameran seni rupa :
1). Ketua : bertanggung jawab terhadap kelancaran pelaksanaan pameran.
2). Wakil ketua : membantu ketua panitia mengurus kegiatan seksi-seksi.
3). Sekretaris : mencatat kegiatan, surat-menyurat, dan arsip surat.
4). Bendahara : mengolah keuangan untuk kegiatan pameran.
5). Seksi kesekretariatan : membantu sekretaris dalam pembuatan dokumen.
6.) Seksi usaha : memnbantu ketua mencari dana.
7.) Seksi publikasi : mengatur publikasi dan laporan dokuemntasi.
8.) Seksi dokumentasi : mendokumentasika kegiatan pameran.
9.) Seksi dekorasi : mendekorasi ruangan dan menata ruang pameran.
10). Seksi stand : menjaga pameran dan memandu pengunjung.
11). Seksi pengumpulan karya : mengumpulkan dan menyeleksi karya.
12). Seksi perlengkapan : mengurus perlengkapan untuk pameran.
13). Seksi keamanan : menjaga keamanan dan ketertiban.
14). Seksi konsumsi : menyediakan dan mengatur konsumsi.
15). Seksi sound system : mengatur sound system dan musik.

5). Menentukan Tempat dan Waktu pameran

Agar pameran seni rupa dapat terselenggara secara efektif, maka panitia harus mencari waktu yang paling sesuai untuk melaksanakan pameran.
Pameran seni rupa biasanya dilaksanakan pada saat tidak ada kegiatan pembelajaran di kelas misalnya pada minggu tenang di akhir semester, atau pada saat pengadaan acara tahunan yang memang rutin dilakukan di sekolah.
Selain waktu, panitia juga harus merencanakan tempat atau ruangan yang akan digunakan untuk menyelenggarakan pameran.
Penentuan tempat pameran disesuaikan dengan kondisi sekolah dan ukuran, jumlah serta karakteristik karya yang akan dipamerkan.
Pameran dapat dilakukan di aula, gedung serba guna, atau memanfaatkan halaman sekolah.

6). Menyusun Agenda Kegiatan Pameran

Agar waktu pelaksanaan pameran sampai secara jelas kepada semua pihak yang terkait dengan penyelenggaraan pameran tersebut, maka perlu disusun agenda kegiatan pameran.
Agenda kegiatan pameran biasanya disusun dalam bentuk tabel atau diagram dengan mencantumkan komponen jenis kegiatan dan waktu secara jelas.

7). Menyusun Proposal Pameran

Proposal kegiatan adalah rencana yang dituangkan dalam bentuk rancangan kerja secara sistematis sebelum melaksanakan kegiatan.
Proposal mencakup berbagai aspek terkait kegiatan yang akan dilaksanakan mulai dari latar belakang, tema, tujuan, susunan paniti, anggaran biaya, jadwal, dan sebagainya.
Proposal kegiatan pameran ditujukan untuk memperoleh perizinan, dukungan, atau bantuan dana dari berbagai pihak atau sponsor.

H. PERSIAPAN PAMERAN SENI RUPA

1. Persiapan karya seni rupa

Karya yang akan dipamerkan perlu dipersiapkan alternatif, yaitu :
a. Sesuai dengan salah satu persyaratan pameran.
b. Siswa berkarya perlu diinformasikan jadwal pameran.
c. Siswa yang memiliki bakat seni rupa harus ikut pameran.
d. Siswa dan guru harus menginventarisis karya untuk dipamerkan.

2. Pemilihan karya seni

Pemilihan karya dilakukan berdasarkan kualitas karya, jenis karya, ukuran, dan kriteria lainnya yang ditentukan panitia.

3. Perlengkapan pameran seni rupa

a. Ruang pameran, ruang yang digunakan dalam pameran.
b. Meja, sebagai meja penerima tamu dan sebagai tenpat karya seni 3 dimensi.
c. Panil, tempat karya seni rupa 2 dimensi dan sebagai penyekat ruangan.
d. Lampu, untuk menerangi dan memperjelas karya yang dipamerkan.
e. Sound system, digunakan dalam acara pembukaan dan sebagai penambah suasana pameran.
f. Buku tamu, untuk mengetahui jumlah pengunjung.
g. Buku kesan dan pesan,  sebagai tempat masukan kepada penyelenggara pameran.
h. Poster dan brosur,  sebagai sarana informasi pameran.
i. Katalog, berisi identitas seniman, karya seni dan kuratorial.

I. PELAKSANAAN PAMERAN SENI RUPA

1. Pelaksanaan Kerja Kepanitiaan
Pelaksaan pameran menjadi puncak dari kegiatan pameran setelah melalui tahap perencanaan dan persiapan. Kelancaran dan kesuksesan pelaksanaan kegiatan ini bergantung pada kerja sama dan komitmen seluruh panitia.

2. Penataan Ruang Pameran
Dalam penataan ruang pameran, perlu dibuat rancangan denah ruang pameran terlebih dahulu agar dapat mempertimbangkan arus pengunjung, komposisi penataan karya yang serasi, pengaturan jarak dan tinggi rendah pandangan terhadap karya dua dimensi dan tiga dimensi dan sebagainya.

3. Pembukaan Pameran
Pembukaan pameran menjadi upacara diresmikannya pameran secara resmi. Kegiatan pembukaan pameran ini biasanya ditandai sambutan dari ketua panitia pelaksana, pembimbing, serta acara sambutan sekaligus pembukaan pameran oleh kepala sekolah atau yang mewakilinya.

4. Penyusunan Laporan Kegiatan Pameran
Dalam pelaksanaan pameran perlu dibuat laporan kegiatan pameran di sekolah secara tertulis. Laporan ini dibuat panitia sebagai alat evaluasi kegiatan sehingga kelemahan dan kekurangan dalam penyelenggaraan pameran dapat diperbaiki oleh panitia dalam kegiatan pameran di masa yang akan datang.