Selasa, 12 Februari 2019

KRITIK SENI RUPA

A. Pengertian kritik seni rupa

        Kritik seni merupakan kegiatan menanggapi karya seni untuk menunjukkan kelebihan dan kekurangan suatu karya seni. Keterangan mengenai kelebihan dan kekurangan ini dipergunakan dalam berbagai aspek, terutama untuk menunjukkan kualitas dari sebuah karya. Kritik karya seni tidak hanya meningkatkan kualitas pemahaman dan apresiasi terhadap sebuah karya seni, tetapi juga dipergunakan sebagai standar untuk meningkatkan kualitas proses dan hasil berkarya seni.
         Kritik seni ditunjukkan untuk mendeskripsikan,menganalisis,mengintrepretasi,dan menilai karya seni. Tujuan dari kritik adalah untuk memahami karya seni, dan ingin menemukan suatu cara untuk mengetahui apa yang melatarbelakangi suatu karya seni dihasilkan, serta memahami apa yang ingin disampaikan oleh pembuatnya, sehingga hasil kritik seni benar-benar maksimal, dan secara nyata dapat menyatakan baik dan buruknya sebuah karya.

B. Fungsi kritik seni rupa

         Kritik seni rupa berfungsi sebagai jembatan persepsi dan apersepsi dan estetik karya seni rupa, antara pencipta, karya, dan penikmat seni. Kritik seni rupa juga berfungsi sebagai dua mata panah yang saling dibutuhkan,baik oleh seniman maupun penikmat.

C. Jenis Kritik Seni Rupa

1. Jenis kritik seni rupa berdasarkan perbedaan tujuan dan kualitas
         Menurut Feldman, jenis kritik berdasarkan perbedaan tujuan dan kualitas dibedakan menjadi empat, yaitu kritik jurnalis (journalistic criticism), kritik populer (popular criticism), kritik kependidikan (pedagogical criticism), dan kritik keilmuwan (scholarly criticsm).

a. Kritik jurnalis (journalistic critism)
Kritik jurnalis adalah jenis kritik seni yang hasil tanggapan atau penilaiannya disampaikan secara terbuka kepada publik melalui media massa khususnya surat kabar. Kritik ini hampir sama dengan kritik populer, tetapi ulasannya lebih dalam dan tajam.

b. Kritik populer (populer critism)
        Kritik populer adalah jenis kritik seni yang ditujukan untuk konsumsi umum. Tanggapan yang disampaikan melalui kritik jenis ini biasanya bersifat umum saja, lebih kepada pengenalan atau publikasi sebuah karya.

c. Kritik kependidikan (pedagogical critism)
        Kritik kependidikan adalah kritik yang bertujuan mengangkat atau meningkatkan kepekaan artistik serta estetika subjek belajar seni. Jenis kritik ini umumnya digunakan di lembaga- lembaga pendidikan seni terutama untuk meningkatkan kualitas karya seni yang dihasilkan peserta didiknya.

d. Kritik keilmuan (scholarly critism)
        Kritik keilmuan merupakan jenis kritik yang bersifat akademis dengan wawasan pengetahuan, kemampuan, dan kepekaan yang tinggi untuk menilai/menanggapi sebuah karya. Kritik jenis ini umumnya disampaikan oleh seorang kritikus yang sudah teruji kepakarannya dalam bidang seni, atau kegiatan kritik yang disampaikan mengikuti kaidah-kaidah atau metodologi kritik secara akademis.

2. Jenis kritik seni rupa berdasarkan titik tolak kependidikan
         Berdasarkan titik tolak kependidikan dikenal, jenis kritik seni rupa dibedakan menjadi kritik ekspresivitik, kritik instrumentalitik, dan kritik formalistik.

a.  Kritik ekspresivitik
         Melalui pendekatan ekspresivitik dalam kritik seni, kritikus cenderung menilai dan
dikomunikasi oleh seniman melalui sebuah karya seni. Kegiatan kritik ini umumnya menanggapi kesesuaian atau keterkaitan antara judul, tema, isi, dan visualisasi objek-objek yang ditampilkan dalam sebuah karya.

b.  Kritik instrumentalistik
         Melalui pendekatan instrumentalistik sebuah karya seni cenderung dikritisi berdasarkan kemampuannya dalam upaya mencapai tujuan, moral, religius, politik, atau psikologi.

c.  Kritik formalistik
         Melalui pendekatan formalistik, kajian kritik terutama ditujukan terhadap karya seni sebagai konfigurasi aspek-aspek formalnya atau berkaitan dengan unsur-unsur pembentukannya.

D. Menulis Kritik Seni Rupa

       Beberapa paparan kritik seni rupa, umumnya mengetengahkan cara kritikus untuk menyodorkan kritik secara deskriptif, analisa formal, interpretatif (penafsiran), dan evaluasi (penilaian).

1.  Deskripsi
       Deskripsi merupakan tahapan dalam kritik untuk menemukan, mencatat, dan mendeskripsikan segala sesuatu yang dilihat apa adanya dan tidak berusaha melakukan analisis atau mengambil kesimpulan. Deskripsi berisi nama seniman, judul, tahun, media, ukuran, teknik, dan bahan , alat.

2. Analisis formal
       Analisis formal merupakan tahapan dalam kritik karya seni untuk menelusuri sebuah karya seni berdasarkan struktur formal atau unsur unsur pembentuknya. Analisis formal dimulai dari wujud nyata dalam karya, akan tetapi terdapat langkah kajian yang lebih bersifat sebab-akibat. Analisis formal menjelaskan karya srcara objektif dan hubungannya dengan tafsiran dalam penelaahan.

3. Interpretasi atau penafsiran
        Penafsiran merupakan upaya untuk menjernihkan persoalan di dalam proses mengerti suatu karya, dengan cara mengungkapkan setiap detail proses interpretasi dengan bahasa yang tepat. Cara kerja seniman dan proses pengubahannya diuraikan sebagai tafsiran.

4. Evaluasi atau penilaian
        Evaluasi adalah tahapan untuk menentukan kualitas suatu karya seni bila dibandingkan denhan karya lain sejenis. Evaluasi dapat dilakukan dengan langkah-langkah berikut.
a. Mengaitkan karya yang dinilai dengan karya lain sejenis.
b. Menetapkan tujuan atau fungsi karya yang ditelaah.
c. Menetapkan sejauh mana karya tersebut menyimpang dari yang telah ada sebelumnya.
d. Menelaah karya dari segi kebutuhan khusus dan segi pandang tertentu yang melatarbelakanginya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar